I.
Konsep Dasar Medis
1.1 Defenisi
Gastritis adalah proses inflamasi pada
lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. Secara hidropaotologi dapat dibuktikan
dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis
merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di klinik penyakit
dalam pada umumnya. Secara garis besar, gastritis dapat dibagi berdasarkan
beberapa macam berdasarkan pada :
1) Manifestasi
klinis
2) Gambaran
kistologi yang khas
3) Distribusi
anatomi, dan
4) Kemungkinan
fatogenesis pada manifestasi klinis.
Gastritis dapat juga dibagi menjadi akut
dan kronik, harus diingat bahwa walaupun dilakukan pembagian menjadi akut dan
kronik, tetapi keduanya tidak sering berhubungan. Gastritis kronik bukan
merupakan kelanjutan gastritis akut.
1.2 Etiologi
1. Indisekresi
diet → makan terlalu banyak cepat, terlalu berbumbu, makanan yang terinfeksi
2. Infeksi
→ bakteri helicobactery pylory
3. Aspirin
dan obat AINS → merusak mukosa lambung
4. Alkohol
→ dapat mengikis mukosa pada dinding lambung
5. Terapi
radiasi → luka pada lambung.
Zat kimia / makan yang merangsang
↓
Produksi
mucus sel epitel kolumner
↓
Vasodilatasi sel mukosa gaster
↓
Produksi HCL
/
\
Anoreksia Nyeri
↓
Kontak HCL
dengan
mukosa gaster
↓
楲敢 Erosi pada
mukosa lambung
↓
Perdarahan
1.4 Manifestasi Klinis
Sindrom dyspepsia berupa nyeri
epigastrium, mual, kembung, muntah, merupakan salah satu keluhan yang sering
muncul. Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematonesis dan melena.
Kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan. Biasanya jika
dilakukan anamnese lebih dalam terdapat riwayat penggunaan obat-obatan atau
bahan kimia tertentu.
1.5 Penatalaksanaan
medis
-
Menghindari alcohol dan makanan yang
merangsang sampai gejala berkurang
-
Diet mengandung gizi bila pasien mampu
makan melalui mulut
-
Berikan cairan intra vena
-
Bila akibat asam → menetralisir dengan
antasida (aluminium hodroksida)
-
Bila akibat alkali → menetralisis alkali
dengan jus lemon encer dan cuka encer
-
Bila korosi luas atau berat → hindari
emetic dan lavage →bahaya perforasi
-
Modifikasi diet, istirahat, reduksi
stress, dan farmakologi.
1.6 Pemeriksaan
Diagnostik
a. Pemeriksaan
Analisa Gaster
b. Pemeriksaan Angiogarfi
c. Pemeriksaan Amilase Serum
d. EGD
(Esofagogastriduodenoskopy)
e. Minum
Barium dengan Foto Rontgen
II. Konsep Dasar
Keperawatan
2.1 Pengkajian
2.1.1 Aktifitas/istirahat
Gejala :
Kelemahan, kelelahan
Tanda :
Takikardia, takipnea, hiperventilasi (respon terhadap aktifitas)
2.1.2 Sirkulasi
Gejala :Hipotensi (termasuk postural).Takikardia,
distripnea
(hipovolemia/hipoksemia)Kelemahan atau nadi perifer Pengisian kapiler lemah
atau berlahan (vasokonstriksi) Warna kulit : pucat, sianosis (tergantung pada
jumlah kehilangan darah)Kelemahan kulit atau membran mukosa
2.1.3 Integritas Ego
Gejala : Faktor stress akut atau kronis (keungan
atau hubungan kerja) perasaan tak
berdaya
Tanda : Ansietas, misalnya : gelisah, pucat,
berkeringat, perhatian menyempit, gemetar, suara gemetar.
2.1.4
Eliminasi
Gejala :Riwayat perawatan dirumah sakit sebelumnya
karena perdarahan gastroenteritis (GI) atau masalah yang berhubungan dengan Gi.
Tanda :Nyeri tekan abdomen, istensi bunyi usus
sering hiperaktif selam perdarahan, Karakteristik feses, diare darah warna gelap, kecoklatan atau kadang-kadang warna
cerah berbusa, bau busuk (steatorea). Konstifasi dapat terjadi (perubahan diet,
penggunaan antasida). Haluaran urine : menurun, pekat.
2.1.5
Makanan dan cairan
Gejala :Anoreksia, mual, muntah, (muntah yang
memanjang diduga obstruksi pilorik, bagian luar yang berhubungan dengan luka
duodenal). Cegukan nyeri ulu hati, sendawa, bau asam/muntah
Tanda :Muntah, warna kopi gelap atau merah cerah,
dengan atau tanpa bekuan darah. Membran mukosa kering, penurunan produksi
mukosa, turgor kulit buruk (perdarahan kronis).
2.1.6
Neurosensi
Gejala : Rasa berdenyut, pusing atau sakit kepala
karna sinar, kelemahan. Tingkat kesadarandapat terganggu, rentang dari agak
cenderung tidur, disorientasi/bingung, samapi pingsandan koma (tergantung pada
volume sirkulasi atau oksigenasi).
2.1.7
Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri, digambarkan sebagai tajam,
dangkal, rasa terbakar, perih, nyeri hebat tiba-tiba dpat disertai perforasi.
Rasa ketidaknyamanan atau distress samar-samar setelah makan banyak dan hilang
dengan makan (gastritis akut). Nyeri epigastrum kiri samapai tengah atau
menyebar kepunggung terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang hilang dengan
antasida (ulusgaster). Nyeri epigastrum kiri sampai menyebar kepunggung terjadi
± 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang dengan makanan atau
antasida (ulkus duodenal) tak ada nyeri (varisis esophageal ata gastritis).
Tanda : Wajah berkerut, berhati-hati pada area
yang sakit, pucat, berkeringat, perhatian menyempit.
2.1.8
Keamanan
Gejala : Alergi terhadap obat atau sensitive,
misalnya : ASA
Tanda : Peningkatan suhu, spisider angioma,
eritema palmar (menunjukkan sirosis atau hipertensi portal).
2.1.9
Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Adanya penggunaan obat resep atau dijual
bebas yang mengandung ASA, alcohol,
steroid. NSAID menyebabkan perdarahan GI. Animea, trauma kepala, flu usus,
episode muntah berat.
2.2 Diagnosa
Keperawatan
DX I : Kekurangan volume cairan b/d perdarahan, mual, muntah dan
anoreksia d/d pucat, berkeringat, gelisah, perubahan mental.
K/H : Menunjukkan perbaikan keseimbangan
cairan dibuktikan oleh haluaran urine adekuat dengan berat jenis normal, tanda
vital stabil, membrane mukosa lembab dan turgor mukosa baik.
Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri :
-
Catat karakteristik muntah/diare
-
Awasi tanda vital
-
Awasi masukan dan haluaran di
hubungkan dengan perubahan berat badan. Ukur kehilangan darah/cairan melaui
muntah, penghisapan gaster/lavase dan difekasi.
-
Pertahankan tirah baring,
mencegah muntah dan tegangan pada defekasi. Jadwlkan aktifitas untuk
memberikan periode istirahat tanpa gangguan.
-
Tinggikan kepala tempat tidur
selama pemberian antasida.
Kolaborasi :
-
Berikan cairan/darah sesuai
indikasi
-
Berikan obat sesuai indikasi,
ranitidine (zantac), diatidine (acid).
|
-
Membantu dalam membedakan
penyebab distress gaster. Kandungan empedu kuning kehijauan menunjukkan bahwa
pilorus terbuka, kandunga pekal menunjukkan obstuksi usus, darah merah cerah
manandakan adanya atau perdarahan arterial akut.
-
Perubahan tekanan darah dan nadi
dapat digunakan perkiraan kasar kehilangan dara, misalnya : TD < > 110
diduga 25% penurunan volume atau ± 1000 ml.
-
Memberikan pedoman untuk
penggantian cairan.
-
Aktivitas/muntah meningkatkan
tekanan intra abdominal dan dapat mencetuskan perdarahan lanjut.
-
Mencegah reflex gaster pada
aspirasi antasida diman dapat menyebabkan komplikasi paru serius.
-
Penggantian cairan tergantung
pada derajat hivopolemia dan hanya perdarahan (akut atau kronis).
-
Penghambatan histamine H2
menurunkan histamine produksi gaster. Antasida (misalnya : ampojd, Maalox,
Mylanta, piopan).
-
Dapat digunakan untuk
mempertahankan pH gaster pada tingkat 4,5 atau lebih tinggi untuk menurunkan
resiko perdarahan ulang. Antemetik (misalnya : metoklopramid/regtan.
Proglorperazine/campacine.
-
Menghilangkan mual dan mencegah
muntah.
|
|
|
DX
II :Resiko tinggi
kekurangan perpusi jaringan b/d hivopolimea d/d sakit kepala, pucat,
berkeringat, TD rendah.
K/H :Mempertahankan
perkusi jarngan dengan bukti tanda vital stabil, nadi periver teraba.
Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri :
-
Catat haluaran dan jenis berat
urine
-
Catat laporan nyeri abdomen,
khususnya tiba-tiba, nyeri hebat atau nyeri menyebar ke bahu.
-
Observasi kulit untuk pucat,
kemerahan, pijat dengan minyak, ubah posisi dengan sering.
Kolaborasi :
-
Berikan oksigen tambah sesuai
indikasi.
-
Berikan cairan IV sesuai
indikasi.
|
-
Penurunan perfusi sistemik dapat
menyebabkan iskemia/gagal ginjal, dimenifestasikan dengan penurunan keluaran
urine.
-
Nyeri disebabkan oleh ulkus
gaster sering hilang setelah perdarahan akut karena efek buffer darah, nyeri
berat berlanjut atau tiba-tiba dapat
menunjukkan iskemia sehubungan dengan
terapi vasokinstriksi.
-
Gangguan pada sirkulasi perifer
meningkatkan resiko kerusakan kulit.
-
Mengobati hifoksemia dan asidosis laktat selam perdarahan akut.
-
Mempertahankan volume sirkulasi
dan perfusi.
|
DX III :Ansietas/ketakutan b/d perubahan status
kesehatan, ancaman kematian d/d pasien gelisah.
K/H :Menunjukan
rilek dan laporan terhadap ansietas menurun sampai tinggkat yang dapat di
tanggani.
Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri :
-
Awasi respons fisologis misal :
Takipnea, palpitasi, pusing, sakit kpala, ensasi kesehatan.
-
Dorongan pernyataan takut dan
ansietas, berikan ompan balik
-
Berikan informasi akurat
-
Berikan lingkungan tenang untuk
istirahat
-
Dorong orang terdekat tinggal
dengan pasien
-
Tunjukkan tehnik relaksasi
|
-
Dapat menjadi indikatif drajad
takut yang di alami pasien tetapi dapat juga berhubungandengan kondisi pisik/
status sok.
-
Membuat hubungan trapeutik
-
Melibatkan pasien dalam rencana
asuhan dan menurunkan dan ansietas yang tidak perlu tentang ketidaktahuan.
-
Memeindahkan pasien dari steresor
luar meningkatkan relaksi, dapat meningkatkan keterampilan koping.
-
Membantu menurunkan takut melalui
pengalaman menakutkan menjadi sorang diri
-
Belajar cara untuk rilek dapat
membantu menurunkan takut dan ansietas
|
DX IV : Nyeri ( Akut / kronis ) b/d luka bakar kimia
pada mukosa lambung, rongga oral d/d pasien meringis.
k/h :Menyatakan
nyeri hilang menunjukan postur tubuh rilek dan mampu tidur atau istirahat
dengan tepat.
Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri :
-
Catat keluhan nyeri ternasuk
lokasi, lamanya, intensitas (0-10)
-
Kaji ulang faktor yang
meningkatkan atau menurunkan nyeri
-
Berikan makanan sedikit tapi
sering sesuai indikasi untuk pasien.
-
Bantu latihan rentang gerak
aktif/pasif
-
Berikan perawatan oral sering dan tindakan kenyamanan, misalnya :
pijatan punggung, perubahan posisi
Kolaborasi :
-
Berikan obat sesuai indikasi,
misalnya : antasida
-
Antikolinergic (misalnya :
baladonna, atropia)
|
-
Nyeri tidak selalu ada tetapi
bila ada harus dibandingkan dengan gelisah nyeri pasien sebelumnya diman
dapat membantu mendiagnosa, etiologi perdarahan dan terjadinya konflikasi
-
Membantu dalam membuat diagnose
dan kebutuhan terapi
-
Makan mempunyai efek penetralisir
asam, juga menghancurkan kandungan gaster, makan sedikit mencegah distensi
dan haluan gastria
-
Menurunkan kekakuan sendi, meminimalkan
nyeri/ketidaknyamanan
-
Nafas bau karena tertahannya
secret mulut menimbulkan tidak nafsu makan dan dapat menimbulkan mual
-
Menurunkan keasaman gaster dengan
absorbs atau dengan menetralisir kimia
-
Diberikan pada waktu tidur untuk
menurunkan notilitas gaster, menekan produksi asam, memperlambat kekosongan
gaster dan menghilangkan nyeri rokturnal.
|
BAB II
TINJAUAN KASUS
I. Identitas Diri Pasien
Nama
Tn . Z, umur 53 thn, laki- laki, sudah menikah, agama Islam, suku Jawa, pendidikan
terakhir SMP, pekerjaan PNS, alamat Jl.Karya Bakti Sidomulyo Medan, sumber
informasi pasien dan keluarga (istri) pendidikan terakhir SMEA pekerjaan
sebagai ibu rumah tangga.
II. Status Kesehatan Saat Ini
Pasien
mengatakan nyeri pada ulu hati, pasien tampak gelisah & memegang perutnya. Hal
ini disebabkan karena makan-makanan yang pedas/merangsang, nyeri muncul setiap
5 menit sekali, untuk mengurangi nyeri yang muncul pasien istirahat/duduk.
Karena keluhan bertambah keluarga membawa pasien ke RSU.Martha Friska
Medan .
III. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Pasien
tidak apakah pada masa kanak-kanaknya pernah mengalami penyakit, pada waktu ±
20 tahun yang lalu pasien pernah kecelakaan dan dirawat dirumah sakit, selama
hidupnya pasien tidak pernah dioperasi. Pasien juga tidak ingat apakah pernah
alergi dan imunisasi.
Kebiasaan
pasien ialah minum teh manis, nama obat yang diberikan dokter sudah tidak ingat
dan lama konsumsi obatnya pasien juga tidak ingat. Pasien makan biasa 3x
sehari, berat badan pasien 70 kg dan tinggi badan 163 cm, makanan yang disukai
pasien adalah makanan yang pedas, nafsu makan pasien baik sehingga setiap 6
bulan berat badan pasien bertambah 1 kg.
Setiap BAB dalam 1 hari 1 x pada waktu pagi dengan warna kuning, konsistensi
setangah padat. Sedangkan BAK dalam 1 hari 4 x dengan warna kuning bau amoniak.
Pasien
istirahat tidur malam pada jam 22.00 - 04.00 Wib, sore 15.30 - 16.30 Wib, jadi
lama tidur 1 hari adalah 8 jam, pasien
kesulitan dalam hal tidur.tidak ada aktivitas dalam kesehariannya, pekerjaan
pasien sebagai PNS lama bekerja 30 tahun jumlah jam kerja 8 jam, jadwal kerja
mulai dari 07.30 - 15.00 Wib.
IV.Riwayat Keluarga

:
Pasien
:
Laki-laki
:
Perempuan
:
Meninggal
:
Satu rumah
V.Riwayat Lingkungan
Lingkungan
rumah kurang bersih, bahaya polusi tidak ada karena rumah pasien jauh dari
jalan raya dan pabrik.
VI.Aspek Fsikologi
Pasien
tidak menggunakan kaca mata dan alat bantu pendengaran serta tidak ada
kesulitan yang dialami seperti pusing, menurunnya sensitifitas terhadap sakit
dan terhadap dingin/panas, dan membaca/menulis.
VII.Aspek Sosial
Pasien
berbicara jelas, relevan, mampu mengekspresikan dan mengerti orang lain, bahasa
utama pasien adalah Indonesia, bahasa daerah yang dipakai adalah Jawa, pasien
tinggal dengan istri dan anak – anaknya, adat yang dianut dalam keluarga pasien
adalah Jawa, pembuat keputusan adalah pasien
sendiri, pola komunikasi keluarga juga baik, ekonomi pasien memadai,
kesulitan dalam keluarga tidak ada. Pemahaman pasien terhadap fungsi seksual
baik terlihat karena sudah memiliki 3 orang anak,
VIII.Aspek Spiritual
Sumber
kekuatan yaitu Tuhan yang maha esa, dan itu penting kaya pasien, kepercayaan
yang di lakukan shalat frekuensinya tidak menentu, kegiatan agama yang
dilakukan dirumah sakit tadak ada. Pada usia 53 tahun pasien ingin cepat sembuh
dan berkumpul dengan keluarga.
IX.Pengkajian Fisik
Kepala :
Bentuk bulat, rambut beruban, lurus.
Mata : Ukuran pupil 2 mm, isokor kiri
dan kanan, reaksi terhadap cahaya bagus terlihat kalau cahaya didekat kan mata, menjauh kalau
jauh. Akomodasi baik, bantuk simetris kiri dan kanan, konjuntiva tidak anemis, fungsi
pengelihatan baik, tanda-tanda radang tidak ada, operasi tidak ada kacamata
tidak ada, lensa kontak tidak ada.
Hidung :
Reaksi alergi tidak ada, cara mengatasinya tidak ada, pernah mengalami flu
pernah, bagaimana frekensinya dalam setahun tidak ada, sinus tidak ada,
perdarahan tidak ada.
Mulut dan tenggorokan :
Gigi geligi lengkap, kesulitan/ gangguan bicara tidak ada, kesulitan menelan
tidak ada.
Pernafasan : Bentuk simetris, pergerakan simetris,
pola nafas normal (16-20), nyeri tekan tidak ada,
batuk tidak ada, spatum tidak ada, fremitus normal, nyeri tidak ada, suara paru
bronchial I/E 1:2
Sirkulasi : Capillary refilling time 2 detik,
distensi vena jugularis tidak ada pembesaran, suara jantung lub-dup, suara
jantung tambahan tidak ada, nyeri dada tidak ada, edema tidak ada, palpitasi
tidak ada, baal tidak ada, perubahan warna (kulit , kuku, bibir ) tidak ada,
clubbing pinger tidak ada, rasa pusing
tidak ada.
Abdomen : Bentuk
simetris. Hepar tidak ada, masa/ cairan tidak ada, lien tidak ada.
Nutrisi : Jenis diet MII, nafsu makan
berkurang pasien hanya menghabiskan ½ porsi yang di sediakan, intek cairan 2000
cc output cairan 2500 cc.
Eliminasi : BAB : pola rutin 1x / hari, penggunaan
laxan tidak ada, colostomy tidak ada, illestomy tidak ada, konstipasi tidak
ada, diare tidak ada,.
BAK: pola rutin 3x sehari, incontinensi
tidak ada, infeksi tidak ada, hematuri tidak ada, chateter tidak ada, urin
output 1000cc.
Produksi :
Pola rutin, perdarahan, payudara, pemeriksaan papsmear terakhir, hasil. Keputihan, prostat, Tidak di kaji.
Neurologis : Tingkat kesadaran CM (composmentis ),
orentasi baik pasien dapat mengenal orang, pola tingkah laku baik, riwayat
epilefsy / kejang/ perkinson tidak ada, reflex baik.
Muskuloskletal: Pergerakan
ekstremitas kurang karna terpasang infus pada bagian tangan kiri pasien,
kekuatan otot kurang, nyeri tidak ada, kekuatan tidak ada, pola latihan gerak
aktif dan pasif, pergerakan tubuh ada, mandi ada, mengenakan pakaian ada,
bersolek ada, berhajat ada, sesak nafas stelah aktipitas tidak ada, mudah
merasa kelelahan ada.
Kulit : Warna sawo mateng, integritas baik, turgor baik.
X. Data Laboratorium Rutin
Darah
|
Urin
|
Tinja
|
Hb
= 11,5 gr %
Leukosit = 8,1 / mm3
LED = 35 mm / jam
Ht = 40 %
|
Warana = kuning
Reduksi = Negatif
Protein = negative
Bilerubin = negatif
|
Warna = kuning
Konsistensi= setengah padat
Eritrosit= 1-2 // pb
Leukosit = 0-1 // pb
|
XI. Hasil Pemeriksaan Diaknostik
·
KGD : 138 mg /dl ( Normal 140 )
·
EKG : Normal
sinus rhy + hm
Normal EKG
·
ELEKTROLIT : Natrium : 139
Kalium :
3,5
Clorida :
104
XII.Pengobatan
Ø
Infuse Rl 20 tts/i
Ø
Lansoprazol 2x3mg
Ø
Grohabion 50001x1
Ø
Diet M2
Ø
M
II
Ø
Infus kaen 3A/3B 2Otts/i
Ø
Ranitidin 1 amp/inj
Ø
Ulsidex 3x1
Ø
Metolon 3x1
Ø
Alprazole 1x0,5g
ANALISA
DATA
NO
|
DATA
|
INTERPRETASI
DATA
|
MASALAH
|
1
2
3
|
DS. Pasien mengatakan nyeri pada uluhati .
DO.pasien tampak
memegangi perutnya
TD :
120/80
RR :
20X/M
TEMP: 36.5ºC
POLS : 80X/M
DS. Pasien mengatakan badan lemas dan tidak
selera makan dan mual
DO. Pasien terlihat pucat ,tidak menghabiskan
porsi yang disajikan
DS. Pasien mengatakan tidak tahu tentang
penyakit yang dialaminya
DO. Pasien sering bertanya-tanya
|
![]()
Mukosa lambung
teriritasi
![]()
nyeri
![]() ![]()
Tidak adekuatnya kebutuhan
nutrisi
Kurang informasi tantang penyakit
yang dialaminya
|
Gangguan Rasa nyaman
Gangguan pola nutrisi
Kurang pengetahuan
|
Diagnosa
keperawatan berdasarkan prioritas masalah
1.
Nyeri b/d mukosa lambung teriritasi d/d
nyeri
2.
Pola nutrisi b/d tidak adekuatnya
kebutuhan nutrisi d/d lemas ,anoreksia , mual.
3.
Kurang pengetahuan b/d kurang informasi
tentang penyakit d/d bertanya-tanya.
RENCANA
ASUHAN KEPERAWATAN
Nama
:
Tn. Z
Diagnosa
Medis : Gatritis
Ruang
:
IV B
No.Register : ………
No.
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
I
II
III
|
Nyari b/d mukosa lambung, teriritasi d/d memegang perut dan
meringis
Pola nutrisi b/d tak
ada kuatnya kebutuhan nutrisi d/d lemas, anoreksia, mual.
Kurang pengetahuan
b/d kurang informasi penyakit d/d bertanya tanya.
|
Menghilangkan dan
menurunkan nyeri
Meningkatkan masukan
nutrisi adekuat
Pasien mengetahui
tentang penyakit yang dideritanya
|
-
Kaji skala nyeri (0-10). Lokasi
atau tempat nyeri dan lamanya nyeri.
-
Berikan posisi yang nyaman
-
Kaji ulang factor yang
meningkatkan dan menghilangkan nyeri
-
Kolanborasi dalam pemberian obat.
-
Beri diet TKTP
-
Beritahu makan sedikit tapi
sering
-
Beri dukungan fisik dan emosional
-
Kolaborasi dalam pemberian obat
-
Beri penjelasan dan proses
perjalanan penyakit
-
Beri penkes diet sehat
|
-
Untuk mengetahui tingkat nyeri,
lokasi dan lamanya
-
Agar rasa nyeri berkurang
-
Untuk mengetahui penyebab dan
cara menurunkan nyeri
-
Agar nyeri berkurang dan hilang
-
Untuk memenuhi kebutuhan kalori
dan protein
-
Agar perut tidak kosong
-
Agar pasien terpacu nafsu
makannya
-
Agar pasien mengerti dan bias
mengatasi agarpenyakitnya cepat sembuh dan tidak kambuh lagi
-
Agar pasien mengubah pola makan
yang tidak sehat menjadi pola makan yang sehat
|
CATATAN
PERKEMBANGAN
Nama
Pasien : Tn. Z
Ruang : -
Tanggal
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Implementasi
|
Evaluasi
(SOAP)
|
17 Februari 2010
|
DX : I
DX II
DX III
|
-
Mengkaji skala nyeri tempat nyeri
dan lamanya
-
Memberikan posisi yang nyaman,
posisi semifowler
-
Mengkaji ulang factor yang
meningkatkan atau menghilangkan nyeri
-
Memberikan injeksi Ranitidine IV
1 ampul
-
Memberikan obat oral Ulsidex 3 x
1
-
Memberikan obat oral Lantoprazole
2 x 3
-
Memberikan diet TKTP
-
Memberikan pasien makan sedikit
tapi sering
-
Memberikan dukungan fisik
-
Memberikan infuse KA EN 3A/3B 20
tts/I, 1 pus. setelah habis diganti dengan infuse RL 20 tts/I.
-
Memberikan obat oral Gronagion
500 gram 1 x 1
-
Memberikan penjelasan tentang
penyakitnya
-
Memberikan penkes diet sehat
|
S : Pasien mengatakn
nyeri masih ada
O : Skala nyeri
sedang (4-7)
A : Masalah sebagian
teratasi
P : lanjutkan
intervensi
S :Pasien mengatakan
tidak bisa makan dan mual, lemas
O : Porsi yang di
sajikan tidak habis
A : Masalah sebagian
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi
S : pasien mengatakn
tidak tahu tentang penyakit yang di alaminya
O : sering
bertanya-tanya
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan
intervensi
|
DAFTAR PUSTAKA
1. Arjatmo,
Tjokro Negoro, Ph. D, Sp, dkk, (2001), Ilmu
Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi III, FKUI, Jakarta.
2. Arif
Mansjoer, (2001), Kapita Selekta
Kedokteran, Jilid I, Edisi III, Aesculapius, FKUI, Jakarta.
3. Brunner
& Suddarth, (1997), Keperawatan
Medikal Bedah, Edisi 8.
4.
http:///dez’s-block.com
5.
http://Media-Perawat.com