KONSEP ASKEP KELENJAR TIROID
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus yang terletak di sebelah
kanan trakea, diikat bersama
oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea disebelah depan. Kelenjar ini
merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah, melekat
pada dinding laring. Atas pengaruh hormone yang di hasilkan oleh kelenjar
hipofise lobus anterior, kelenjar tiroid ini dpat memproduksi hormone tiroksin.
Adapun fungsi dari hormone tiroksin adalah mengatur pertukaran zat/metabolism
dalam tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani.
Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar
vesikel-vesikel yang dibatasi oleh epitalium silinder, disatukan oleh jaringan
ikat. Sel-selnya mengeluarkan sera, cairan yang bersifat lekat yaitu koloid tiroid yang mengandung zat senyawa
yodium dan dinamakan hormone tiroksin. Skret ini mengisi vesikel dan dari sini
berjalan ke aliran darah baik langsung maupun melalui saluran limfe.
Hipofungsi kelenjar ini menyebabkan penyakit
kretinismus dan penyakit miksedema. Hiperfungsi kelenjar ini menyebabkan
penyakit eksoftalmik goiter. Sekresi tiroid di atur oleh sebuah hormone dari
lobus anterior kelenjar hipofisis yaitu oleh hormone tirotropik. (Syarifudin.
2006)
Fungsi kelenjar tiroid sangat erat dengan kegiatan
metabolik
dalam hal pengaturan susunan kimia dan jaringan. Adapun fungsi dari kelenjar tiroid, sebagai berikut:
a.
Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi
b.
Mengatur penggunaan oksidasi
c.
Mengatur penggunaan karbon dioksida
d.
Metabolic dalam hati pengaturan susunan kimia dalam
jaringan
e.
Mempengaruhi perkembangan fisik dan mental pada anak
Kelenjar ini mengahasilkan hormone tiroksin yang
memegang peranan penting dalam mengatur metabolism yang dihasilkannya,
merangsang laju sel-sel dalam tubuh melakukan oksidasi terhadap bahan makanan,
memegang peranan penting dalam pengawasan metabolism secara keseluruhan.
Hormone tiroid memerlukan bantuan hormone TSH (thyroid stimulating hormone)
untuk endositosis koloid oleh mikrovili, enzim proteolitik untuk memecahkan
ikatan hormone T3 (triiodotironin) dan T4 (tetraiodotironin) dari triglobulin
untuk melepaskan T3 dan T4.
Distribusi dalam plasma terikat pada protein plasma
(protein bound iodine, PBI). Sebagain besar PBI T4 dan sebagain PBI T3 terikat
pada protein jaringan yang bebas dan seimbang. Reaksi yang diperlukan untuk
sintesis dan sekresi hormone adalah:
a. Tranfor
aktif iodide (senyawa yodium) dari plasma dalam tiroid dan lumen folikel dari
folikel dibantu oleh TSH.
b. Dalam
kelenjar tiroid iodide dioksidasi menjadi ionin aktif di bantu TSH.
c. Iodine
mengalami perubahan kondensasi oksidatif bantuan peroksidase.
d. Tahap
terakhir pelepasan iodotironin yang bebas ke dalam darah. (Syarifudin, 2006)
Hiposekresi/hipotiroidisme terjadi bila kelenjar
tiroid kurang mengeluarkan secret pada waktu bayi, mengakibatkan suatu keadaan
yang dikenal sebagai kretinisme berupa hambatan pertumbuhan mental dan fisik.
Pada orang dewasa kekurangan sekresi menyebabkan miksedema, proses metabolik mundur dan terdapat kecenderungan
untuk bertambah berat, geraknya lambat, cara berpikir dan berbicara lamban,
kulit menjadi tebal dan berkeringat, rambut rontok, suhu badan dibawah normal
dan denyut nadi melambat.
Hioertiroid dimana gejalanya merupakan kebalikan
dari miksedema yaitu: kecepatan metabolisme meningkat, suhu tubuh tinggi,
berat badan turun, gelisah, mudah marah,, denyut nadi naik, pengaruhnya pada
vasculer mencakup fibrilasi atrium, kegagalan jantung. Pada keadaan yang
dikenal sebagai penyakit trauma atau gondok eksoftalmus, mata menonjol keluar.
Di atas telah
dijelaskan tentang kelenjar tiroid dan beberapa gangguan yang terjadi pada
kelenjar tiroid. Dan pada makalah ini akan membahas gangguan system endokrin
yang berhubungan dengan kelenjar tiroid yaitu “Hipotirodisme”
1.2.Tujuan
1.2.1.
Tujuan Umum
Adapun tujuan umumnya adalah agar pembaca mengetahui, mengerti dan mampu melaksanakan
asuhan keperawatan pada pasien dengan “Hipotiroidisme”.
1.2.2.
Tujuan Khusus
Adapun tujuan khususnya adalah agar
pembaca mengetahui, mengerti dan mampu melaksanakan:
a.
Pengkajian keperawatan pada pasien
yang mengalami hipotiroidisme.
b.
Diagnosa keperawatan pada pasien
yang mengalami hipotiroidisme.
c.
Intervensi keperawatan pada pasien
yang mengalami hipotiroidisme
d.
Implementasi keperawatan pada pasien
yang mengalami hipotiroidisme
e.
Evaluasi keperawatan pada pasien
yang mengalami hipotiroidisme
1.3.Manfaat
a.
Mahasiswa
dapat mengetahui, mengerti dan mampu melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien dengan hipotiroidisme.
b.
Mahasiswa
dapat mengetahui, mengerti dan mampu melaksanakan diagnosa
keperawatan pada pasien dengan hipotiroidisme.
c.
Mahasiswa
dapat mengetahui, mengerti dan mampu melaksanakan intervensi
keperawatan pada pasien dengan hipotiroidisme.
d.
Mahasiswa
dapat mengetahui, mengerti dan mampu melaksanakan implementasi
keperawatan pada pasien dengan hipotiroidisme.
e.
Mahasiswa
dapat mengetahui, mengerti dan mampu melaksanakan evaluasi
keperawatan pada pasien dengan hipotiroidisme.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1.
Pengertian
Hipotiroidisme (hypothyroidism)
yaitu keadaan abnormal karena hipofungsi kelenjar gondok. (Ramali, Ahmad. 2000)
Hipotiroidisme adalah satu keadaan penyakit disebabkan
oleh kurang penghasilan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. Hipotiroidisme
adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid kurang aktif dan menghasilkan
terlalu sedikit hormone tiroid. Hipotiroid yang sangat berat disebut miksedema.
Hipotiroidisme terjadi akibat penurunan kadar hormon tiroid dalam darah.
Kelainan ini kadang-kadang disebut miksedema. ()
Hipotiroidisme
merupakan keadaan yang di tandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang
berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid. Keadaan ini
terjadi akibat kadar hormon tiroid berada di bawah nilai optimal. (Brunner &
Suddarth. 2002)
2.1.2.
Klasifikasi
Klasifikasi
Hipotiroid menurut penyebabnya :
a) Hipotiroidime
primer (tiroidal)
hipotiroidime
primer (tiroidal) ini mengacu kepada difungsi kelenjer tiroid itu sendiri.
lebih dari 95% penderita hipotiroidime mengalami hipotiroidime tipe ini.
b) Hipotiroidime
sentral (hipotiroidime sekunder/pituitaria)
adalah
disfungsi tiroide yang disebabkan oleh kelenjer hipofisis, hipolatamus, atau
keduanya.
c) Hipotiroidime
tertier (hipotalamus)
ditimbulkan
oleh kelainan hipotalamus yang mengakibatkan sekresi tsh tidak adikuat aktibat
penurunan stimulasi TRH. (Brunner&Suddarth :1300)
Klasifikasi
hipotiroid menurut usia :
a) Kretinisme
(Hipotiroidisme congietal)
adalah
difisiensi tiroid yang diderita sebelum atau segera sesudah lahir. pada keadaan
ini, ibu mungkin juga menderita difisiensi tiroid.
b) Hipotiroidisme
juvenilis
Timbul
sesudah usia 1 atau 2 tahun.
c)
Miksedema
adalah
penumpukan mukopolisakarida dalam jaringan supkutan dan intersisial lainnya.
Meskipun meksedema terjadi pada hipotiroidime yang sudah berlangsung lama dan bera,
istilah tersebut hanya dapat digunakan untuk menyatakan gejala ekstrim pada
hipotiroidime yang berat. (Brunner & Suddarth. 2002)
2.1.3.
Etiologi
Hipotiroidisme dapat terjadi
akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Apabila
disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah akan
disertai oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik
negative oleh HT pada hipofisis anterior dan hipotalamus. Apabila
hipotiroidisme terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah
disebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus tinggi karena. tidak
adanya umpan balik negatif baik dari TSH maupun HT. Hipotiroidisme yang
disebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH,
dan TRH.
Penyakit Hipotiroidisme
1.
Penyakit
Hashimoto, juga disebut tiroiditis otoimun, terjadi akibat adanya otoantibodi
yang merusak jaringan kelenjar tiroid. Hal ini menyebabkan penurunan HT
disertai peningkatan kadar TSH dan TRH akibat umpan balik negatif yang minimal,
Penyebab tiroiditis otoimun tidak diketahui, tetapi tampaknya terdapat
kecenderungan genetik untuk mengidap penyakit ini. Penyebab yang paling sering
ditemukan adalah tiroiditis Hashimoto.Pada tiroiditis Hashimoto, kelenjar
tiroid seringkali membesar dan hipotiroidisme terjadi beberapa bulan kemudian
akibat rusaknya daerah kelenjar yang masih berfungsi.
2.
Penyebab kedua
tersering adalah pengobatan terhadap hipertiroidisme. Baik yodium radioaktif
maupun pembedahan cenderung menyebabkan hipotiroidisme.
3.
Gondok endemik
adalah hipotiroidisme akibat defisiensi iodium dalam makanan. Gondok adalah
pembesaran kelenjar tiroid. Pada defisiensi iodiurn terjadi gondok karena
sel-sel tiroid menjadi aktif berlebihan dan hipertrofik dalarn usaha untuk
menyerap sernua iodium yang tersisa dalam. darah. Kadar HT yang rendah akan
disertai kadar TSH dan TRH yang tinggi karena minimnya umpan balik.Kekurangan
yodium jangka panjang dalam makanan, menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid
yang kurang aktif (hipotiroidisme goitrosa).
4.
Kekurangan
yodium jangka panjang merupakan penyebab tersering dari hipotiroidisme di
negara terbelakang.
5.
Karsinoma tiroid
dapat, tetapi tidak selalu, menyebabkan hipotiroidisme. Namun, terapi untuk
kanker yang jarang dijumpai ini antara lain adalah tiroidektomi, pemberian obat
penekan TSH, atau terapi iodium radioaktif untuk mengbancurkan jaringan tiroid.
Semua pengobatan ini dapat menyebabkan hipotiroidisme. Pajanan ke radiasi,
terutama masa anak-anak, adalah penyebab kanker tiroid. Defisiensi iodium juga
dapat meningkatkan risiko pembentukan kanker tiroid karena hal tersebut
merangsang proliferasi dan hiperplasia sel tiroid. (Brunner &
Suddarth. 2002)